Rabu, 03 Oktober 2012

Untuk Ananda Takita

Halo Takita yang cantik,
Assalamualaikum..
Dik Takita, perkenalkan saya Bunda Destri...Siang ini saya baru menemukan surat dari Takita. Dan saya senang sekali, karena kita punya kesamaan keinginan, yaitu agar keluarga-keluarga di Indonesia ini tumbuh dalam kehangatan dan cinta kasih melalui sarana bercerita, dimulai dari keluarga kita sendiri.
Bunda jadi ingin bercerita tentang keluarga bunda. Bunda punya 4 anak  dik Takita; Asma Izzatunnisa, Sulthan Muhammad Al Fatih  dan duo kembar "Hasnain"; Khalifi Hasnain Azzamy dan Musyaffa Hasnain Al Farisy. Semua masih balita, Takita. Yang tertua Asma baru berusia 4 tahun, Sulthan 3 Tahun dan Duo Hasnain saat ini tepat 8 bulan. Merawat dan mendidik 4 balita sesungguhnya bukan hal mudah dik Takita, repotnya minta ampun, tapi bunda bersyukur dan bahagia, ke 4 anak bunda adalah karunia terbesar dalam hidup bunda. Memiliki mereka adalah kebanggaan terbesar, yang bunda harap bisa bunda banggakan dihadapan Allah SWT di akhirat nanti karena bunda berhasil mendidik mereka menjadi orang yang sukses tidak hanya didunia, tapi terutama sekali diakhirat.
Dik, membaca koran dan menonton berita di TV, bunda jadi paranoid loh. Bunda ngeri sekali membayangkan betapa suramnya lingkungan yang mengelilingi anak-anak saya nantinya saat mereka remaja. Tawuran, pemalakan, tindak kekerasan dan pelecehan (bully) belum lagi ancaman Narkoba, pergaulan bebas, penyakit menular...aaah dik, seandainya bisa rasanya saya tak ingin mengeluarkan anak-anak saya dari rumah. Tapi kan ga mungkin begitu ya...yang harus saya pikirkan sejak sekarang, imunitas apa yang bisa saya tanamkan pada diri anak-anak saya sehingga mereka akan aman diluar rumah saat sudah waktunya nanti mereka saya lepaskan seperti burung yang siap terbang dan imunitas itu asalnya dari rumah, dari tangan ayah bundanya sendiri. Saya ingin membekali anak-anak dengan keyakinan agama yang kuat dan akhlak (prilaku) yang baik terhadap sesama, saya ingin mereka mendapatkan pendidikan itu dari saya, sekolah pertama mereka. Bukan dari sekolah manapun yang mahal dan elit, apalagi yang murah dan tidak bonafit. Saya tidak akan menyerahkan pendidikan agama dan pembentukan karakter anak-anak saya ke sekolah, karena memang bukan itu fungsi sekolah. Dan tentulah dalam mendidik anak-anak disekolah pertama mereka ini, kedekatan lahir dan batin menjadi kunci sukses yang sayangnya mungkin tidak mudah karena bunda masih punya bayi kembar yang memang membutuhkan perhatian ekstra..tapi bunda yakin bisa dik, tentu saja dengan bercerita. Saat pulang sekolah, bunda sering meminta anak pertama bunda Asma untuk bercerita, kadang bunda yang bercerita. Kalau Asma bercerita kami mendengarkan dan menyimak..kadang ia menambahkan imajinasinya dalam cerita, meski terdengar ceritanya ngalur ngidur, saya biarkan saja, saya malah senang, tandanya anak saya sudah bisa berimajinasi dan tentu saya harap kreativitasnya semakin berkembang. Saat bunda bercerita, kadang bunda bercerita tentang bunda sendiri, kadang bunda ambil tokoh fiksi dengan jalan cerita yang bunda karang sendiri dan bunda sisipkan nilai-nilai moral atau pesan -pesan yang bunda harapkan tumbuh dalam diri anak-anak saya.
Dik, sekian dulu ya...nanti kapan-kapan bunda sambung lagi ...yang jelas bunda #dukungtakita,,semoga anak-anak Indonsia menjadi insan-insan yg cerdas intelegensianya, dan hangat pergaulannya, semua dimulai tumbuh dari ruangan-ruangan dalam rumah mereka

Salam sayang                             

Bunda Destri,

Ps: saya lampirkan juga surat Takita

http://blog.indonesiabercerita.org/takita/surat-dari-takita-mimpi-mimpi-takita/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar