Kamis, 26 Februari 2009

BAYI-BAYI ITU...

Beberapa hari ini, sudah sejak lama sebenarnya, aku sering menemui berita mengenaskan tentang bayi. Banyak, terlalu banyak malahan cerita pahit tentang bayi yang dibuang (Alhamdulillah masih ada yang ditemukan dalam keadaan hidup), dicekik tali sepatu, ada yang dibandul dengan batu lalu dibuang ke ciliwung, ada yang dipaksa minum racun, ada ribuan janin yang diaborsi, ada yang ditemukan dalam bagasi pesawat, ada yang disimpan dibawah ranjang tempat tidur hingga jadi rangka sampai-sampai susah untuk dikenali jenis kelaminnya. Astaghfirullah…ahhh.. aku bahkan tak mau memikirkannya. Perasaanku ini mungkin sama dengan wanita-wanita lain yang merasakan kepedihan yang sama menatap fenomena itu diluar sana. Yang jelas tak akan sama dengan mereka yang melakukan itu pada bayi2 mereka. Naudzubillahi min Dazalik. Jangan sampai aku punya 0,0000001 % saja sifat seperti orang-orang itu. Banyaknya makhluk lemah itu teraniaya. Aku bahkan tak mau memikirkan seperti apa rupa ibu mereka yang tega melakukan itu, seperti apa sempitnya pikiran mereka? Betapa kelamnya hati mereka, mungkin gelap seperti dasar lautan yang tak tersentuh cahaya keimanan. Pedih…aku menangis untuk mereka, bayi-bayi mungil itu dan berdoa untuk kebaikan yang akan mereka dapatkan dalam kehidupan yang sesungguhnya diakhirat, karena mereka tak diterima disini. Ingin rasanya aku mendoakan keburukan bagi orangtuanya, tapi Allah melarangku berdoa yang buruk. Semoga Allah memberi mereka hidayah, agar mereka dapat menyesali perbuatannya. Ada yang bilang, janganlah menghakimi dulu, siapa tahu ibu bayi-bayi itu sendiri adalah korban, korban keadaan ekonomi yang menghimpit, maka orang yang paling bertanggung jawab adalah pemerintah yang tak bisa memberi kehidupan bagi rakyatnya. Mungkin korban pemerkosaan, maka yang paling berdosa adalah pemerkosanya. Bagiku, apapun, mereka memang korban, mereka adalah korban kebodohan dan kedangkalan hati sehingga menjadikan bayi-bayi mereka sebagai tumbal kebodohan mereka. Aku pikir aku tak perlu bersimpati pada orang-orang itu, orang-orang yang karena mereka lebih kuat lalu semena-mena pada kelemahan bayinya. Seandainya bayi-bayi itu mampu melawan, ia pasti akan melawan, bila mampu bicara ia pasti akan bertanya “karena dosa apakah aku dibunuh? Dosakukah ayah / ibu menjadi orang miskin? Dosakukah ibu diperkosa lalu lahirlah aku? Dosakukah kalian penikmat seks bebas berzina lalu aku hadir ditengah kalian menghancurkan masa depan kalian yang masih panjang?”
Astaghfirullah, itu bukan dosanya! Bukan bayi-bayi itu yang harus memikul akibat perbuatan orang dewasa. Allah…Kau Maha Adil..Tetapkanlah keadilan untuk mereka. Hancur..hancur..hancur…hatiku