Beberapa  hari ini, sudah  sejak lama sebenarnya, aku sering menemui berita  mengenaskan tentang  bayi. Banyak, terlalu banyak malahan cerita pahit  tentang bayi yang  dibuang (Alhamdulillah masih ada yang ditemukan dalam  keadaan hidup),  dicekik tali sepatu, ada yang dibandul dengan batu  lalu dibuang ke  ciliwung, ada yang dipaksa minum racun, ada ribuan  janin yang diaborsi,  ada yang ditemukan dalam bagasi pesawat, ada yang  disimpan dibawah  ranjang tempat tidur hingga jadi rangka sampai-sampai  susah untuk  dikenali jenis kelaminnya. Astaghfirullah…ahhh.. aku bahkan  tak mau  memikirkannya. Perasaanku ini mungkin sama dengan  wanita-wanita lain  yang merasakan kepedihan yang sama menatap fenomena  itu diluar sana.  Yang jelas tak akan sama dengan mereka yang melakukan  itu pada bayi2  mereka. Naudzubillahi min Dazalik. Jangan sampai aku  punya 0,0000001 %  saja sifat seperti orang-orang itu. Banyaknya makhluk  lemah itu  teraniaya. Aku bahkan tak mau memikirkan seperti apa rupa  ibu mereka  yang tega melakukan itu, seperti apa sempitnya pikiran  mereka? Betapa  kelamnya hati mereka, mungkin gelap seperti dasar lautan  yang tak  tersentuh cahaya keimanan. Pedih…aku menangis untuk mereka,  bayi-bayi  mungil itu dan berdoa untuk kebaikan yang akan mereka  dapatkan dalam  kehidupan yang sesungguhnya diakhirat, karena mereka tak  diterima  disini. Ingin rasanya aku mendoakan keburukan bagi  orangtuanya, tapi  Allah melarangku berdoa yang buruk. Semoga Allah  memberi mereka hidayah,  agar mereka dapat menyesali perbuatannya. Ada  yang bilang, janganlah  menghakimi dulu, siapa tahu ibu bayi-bayi itu  sendiri adalah korban,  korban keadaan ekonomi yang menghimpit, maka  orang yang paling  bertanggung jawab adalah pemerintah yang tak bisa  memberi kehidupan bagi  rakyatnya. Mungkin korban pemerkosaan, maka yang  paling berdosa adalah  pemerkosanya. Bagiku, apapun, mereka memang  korban, mereka adalah korban  kebodohan dan kedangkalan hati sehingga  menjadikan bayi-bayi mereka  sebagai tumbal kebodohan mereka. Aku pikir  aku tak perlu bersimpati pada  orang-orang itu, orang-orang yang karena  mereka lebih kuat lalu  semena-mena pada kelemahan bayinya. Seandainya  bayi-bayi itu mampu  melawan, ia pasti akan melawan, bila mampu bicara  ia pasti akan bertanya  “karena dosa apakah aku dibunuh?  Dosakukah ayah  / ibu menjadi orang  miskin? Dosakukah ibu diperkosa lalu lahirlah aku?  Dosakukah kalian  penikmat seks bebas berzina lalu aku hadir ditengah  kalian menghancurkan  masa depan kalian yang masih panjang?” 
Astaghfirullah, itu bukan dosanya! Bukan  bayi-bayi itu yang harus  memikul akibat perbuatan orang dewasa.  Allah…Kau Maha Adil..Tetapkanlah  keadilan untuk mereka.  Hancur..hancur..hancur…hatiku 
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar